Selasa, 09 Juni 2020

Penganggaran Modal

Bab       7
Penganggaran Modal
  
A.  Penganggaran Modal
1.       Arti dan Tujuan Penganggaran Modal

Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).

Penganggaran modal meliputi seluruh periode investasi yang mencakup pengeluaran-pengeluaran (cost) dan manfaat (benefit) yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian dan membandingkannya dengan alternatif investasi lainnya.

Penganggaran modal dalam prakteknya dimaksudkan untuk mengadakan analisis investasi dari beberapa alternatif investasi yang tersedia, untuk kemudian menetapkan atau memilih investasi yang paling menguntungkan. Ketidaktepatan dalam menetapkan pilihan investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian riil ataupun kerugian karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost) yang sebenarnya dapat diwujudkan. Analisis investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan investasi yang ada, sehingga dapat dipilih investasi yang memberikan manfaat terbesar dari setiap rupiah dana yang diinvestasikan.

Penganggaran timbul berguna untuk menguraikan perencanaan jangka panjang untuk melakukan dan membiayai pengeluaran-pengeluaran proyek atau program-program yang mempengaruhi hasil-hasil keuangan lebih dari satu tahun. Dengan demikian, penganggaran modal yang sesungguhnya adalah upaya memberikan anggaran modal yang tepat terhadap suatu kegiatan jangka panjang dalam perusahaan (lebih dari setahun) berupa investasi yang nantinya akan berpengaruh kepada hasil-hasil yang akan diperoleh perusahaan dalam jangka panjang.

Penganggaran modal memiliki manfaat bila dilakukan., manfaat itu antara lain:
1.  Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
2.        Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
3.        Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
4.        Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.




2.       Pentingnya Penganggaran Modal

Istilah penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian peralatan baru untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.

Penganggaran modal sangat penting bagi setiap organisasi atau perusahaan. Menurut Karli Soedijatno, masalah penganggaran modal hampir mempengaruhihampir semua organisasi. Misalnya, keputusan mengenai lokasi pabrik, ukuran serta peralatannya sangat menentukan karena besarnya segi keuangan yang dipertaruhkan dan tidak jelasnya perkembangannya dimasa yang akan datang, terutama terkait dengan teknologi.

Oleh karena karena banyaknya ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan terkait dengan berbagai rencana proyek/investasi yang akan dilakukan, perusahaan cenderung untuk mengumpulkan dan mengukur faktor-faktor yang dapat diketahui sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan.

Terdapat dua aspek kunci mengapa panganggaran modal menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan:
1.      Keputusan investasi, yaitu suatu keputusan yang memusatkan pada apakah akan membeli aktiva, suatu proyek sebuah perusahaan, suatu jenis produk atau lain sebagainya.
2.      Keputusan pembiayaan, yaitu suatu keputusan yang memusatkan apakah akan menghimpun dana yang diperlukan untuk membiayai investasi melalui suatu bentuk utang, modal sendiri, atau keduanya.

Bila dilihat dari kedua aspek tersebut, perusahaan ingin melakukan investasi contohnya membeli aktiva tertentu. Namun sayangnya banyak ketidakpastian mengenai aktiva tersebut, sehingga dikhawatirkan dana yang digunakan untuk membeli aktiva akan menimbulkan kerugian. Dengan adanya penganggaran modal, informasi yang terkait dengan aktiva yang hendak dibeli dikumpulkan, dan kemudian dilakukan suatu perhitungan dengan model tertentu sehingga investasi yang dilakukan bisa memperoleh keuntungan dimasa depan.

Selain itu, keputusan-keputusan penganggaran modal sangat penting karena beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
1.      Implikasi dari keputusan tersebut akan berlangsung terus hingga suatu periode yang cukup lama atau memiliki konsekuensi jangka panjang.
2.      Menentukan bentuk-bentuk aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
3.      Melibatkan pengeluaran yang besar.
4.      Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
5.      Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan dimasa yang akan datang.
6.      Kesalahan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mengakibatkan kerugian besar dengan dampak antara lain:
·                     Biaya depresi yang berat
·                     Beban bunga modal pinjaman
·          Biaya perunit yang meningkat bilamana kapasitas mesin terlalu besar tetapi tidak dapat     dimanfaatkan secara optimal

Selain manfaat tersebut, dalam membuat keputusan-keputusan penganggaran modal juga memiliki risiko-risiko jika dilakukan. Masalahnya adalah sulit untuk mengukur risiko-risiko tersebut secara tepat. Kelemahan ini menyebabkan perhitungan risiko dalam keputusan penganggaran modal menjadi sulit. Pada dasarnya ada 2 metode untuk memasukkan pertimbangan resiko ke dalam keputusan penganggaran modal yaitu:

1.      Metode Certainly Equivalent (CE)
Konsep certainly equivalent adalah merubah sesuatu yang tidak pasti menjadi sesuatu yang pasti. Pada umumnya metode ini semakin tinggi resiko maka semakin kecil certainly equivalentnya. Metode ini memasukkan unsur resiko pada arus kas proyek dan tidak pada tingkat diskonto.

Metode CE sangat sederhana dan mudah dimengerti, namun kelemahan dari metode ini adalah faktor subyektif dalam menentukan CE sangat tinggi karena setiap orang punya pandangan dan keengganan terhadap risiko yang berbeda. Kelebihan CE adalah kita dapat mempertimbangkan resiko yang tidak sama setiap tahun.

2.      Metode Risk Adjusted Discount Rate (RADR)
Metode Risk Adjusted Discount Rate (RADR) memasukkan unsur resiko ke dalam Discount Rate. Menurut metode ini untuk menghitung NPV suatu proyek, kita tetap menggunakan arus kas yang diharapkan. Arus kas yang diharapkan ini lalu didiskontokan dengan Discount Rate yang sudah disesuaikan dengan resiko proyek.

Metode CE sangat sederhana dan mudah dimengerti, namun RADR lebih sering digunakan karena lebih mudah diperkirakan berdasarkan data yang ada pada pasar daripada menentukan arus kas CE.


3.       Pengelompokan Usulan Investasi

Penganggaran modal dapat dikatakan sebagai suatu konsep investasi. Hal ini karena penganggaran modal dapat melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana dimasa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki dimasa mendatang.

Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relative panjang serta memiliki risiko. Akan tetapi investasi juga dapat memberikan manfaat kepada suatu organisasi. Berdasarkan manfaat yang dapat dihasilkan oleh investasi maka usulan investasi dapat dikelompokkan menjadi :
·         Investasi yang tidak menghasilkan laba (non profit investment)
·         Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non measurable profit investment)
·         Investasi penggantian ekuipmen (replacement investment)
·         Investasi perluasan usaha (expantion investment)
·         Investasi yang menghasilkan produk baru (new product activities investment)

a.     Investasi yang Tidak Menghasilkan Laba
Investasi yang tidak menghasilkan laba timbul karena adanya peraturan pemerintah atau syarat kontrak yang telah disetujui, misalnya pemasangan instalasi pembersih air limbah pabrik. Hal ini harus dikerjakan perusahaan karena merupakan syarat kontrak atau kerja yang harus dipenuhi meskipun tidak aka nada laba dari investasi yang dilakukan tersebut.

b.    Investasi yang Tidak Dapat Diukur Labanya
Sebaimana diketahui tujuan investasi yaitu untuk meningkatkan laba, akan tetapi laba yang diharapkan oleh perusahaan dari investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti. Pedoman yang biasanya dipakai adalah persentase tertentu dari penjualan atau presentase tertentu dari laba bersih investasi yang sama dilakukan oleh perusahaan pesaing. Contoh investasi ini adalah pengeluaran biaya promosi, biaya penelitian dan pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan.

c.      Investasi Penggantian Ekuipmen
Perusahaan dapat mengganti aktiva lama yang telah mengalami penyusutan kualitas karena penggunaan, ataupun aktiva yang dirasakan telah tidak sesuai lagi untuk digunakan karena terdapat aktiva lain yang lebih efisien. Investasi ini memberikan informasi penting yang dapat dipertimbangkan dalam keputusan penggantian mesin/aktiva tersebut, yaitu mengenai informasi akuntansi diferensial yang berupa aktiva diferensial dan biaya diferensial. Penggantian dapat dilakukan, jika biaya diferensial yang berupa penghematan biaya yang dapat diperoleh dari penggantian suatu mesin dan equipment berjumlah pantas bila dibandingkan dengan aktiva diferensial.

d.    Investasi Perluasan Usaha
Investasi perluasan dimaksudkan untuk menambah kemampuan kapasitas produksi atau operasi yang telah ada guna memenuhi permintaan yang cenderung meningkat. Untuk menambah kapasitas, maka akan diperlukan aktiva diferensial yang berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan diferensial.

e.      Investasi yang Menghasilkan Produk Baru
Investasi yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk baru sehingga Resiko usaha dapat dikurangi secara relatif, jika perusahaan yang bersangkutan melakukan diversifikasi dari produk baru yang dihasilkan.

Diversifikasi produk menyebabkan perusahaan akan beroperasi di berbagai segmen pasar. Sehingga jika terjadi ketidakberhasilan pemasaran suatu produk pada segmen pasar tertentu, secara relatif dapat dikompensasikan oleh keberhasilan pemasaran produk lain pada segmen pasar lainnya.

4.       Komponen-komponen Penganggaran Modal

Untuk menilai manfaat keuangan investasi dimasa yang akan datang, perlu disusun proyeksi aliran kas, baik yang keluar (Cash out flow) maupun yang masuk (Cash inflow).
Proyeksi aliran kas pada intinya meliputi :
1.      Jumlah pengeluaran awal (initialinvesment)
2.      Jumlah dana/kas yang mungkin dihasilkan (terminal cash flow) pada akhir umur investasi.
3.      Manfaat keuangan netto yang ditimbulkan oleh operasi investasi (operational net cash flow).
4.      Jangka waktu yang diharapkan selama timbulnya cash flow.
Setiap investasi mempunyai jangka waktu pengoperasiannya, yang meliputi :
a.       Jangka waktu teknis : yaitu jangka waktu yang diperkirakan, bahwa secara teknis suatu investasi sudah tidak dapat dioperasikan lagi.
b.      Jangka waktu ekonomis, yaitu jangka waktu yang diperkirakan, bahwa secara ekonomis suatu investasi masih layak untuk dioperasikan, atau jangka waktu yang diperkirakan investasi masih dapat menghasilkan manfaat ekonomis.
Umumnya jangka waktu ekonomis lebih pendek dibandingkan dengan jangka waktu teknisnya.

5.      Tingkat pemulihan (rate of return) investasi.
Didalam analisia investasi, rate of return merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh para investor yang digunakan untuk menetapkan nilai sekarang (present value) dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi di masa datang.

Setiap investasi mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini hakekatnya merupakan pencerminan dari resiko yang terkandung didalam investasi yang bersangkutan. Oleh karenanya, tidaklah tepat untuk menyamakan “required rate of return” bagi setiap investasi yang diusulkan.

B.  Metode Pennganggaran Modal

Penganggaran modal adalah proses menganalisis potensi aktiva tetap dan keputusan penganggaran modal adalah keputusan penting yang harus diambil oleh para manajer keuangan. Di dalam analisis hasil investasi, rate ofreturn merupakan tingkat keuntungan yang disyariatkan oleh para investor yang digunakan untuk menetapkan nilai sekarang (present value) dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi masa depan.

1.     Payback Period Method
Dalam metode ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup kembali nilai investasi awal (initial investment), dengan menggunakan aliran kas bersih (net cash flow) yang dihasilkan investasi tersebut.

Jika kriteria Payback Period yang akan digunakan dalam penilaian investasi, maka terlebih dahulu harus ditetapkan jangka waktu maksimum yang diinginkan dari pengembalian modal investasi. Jika Payback Period investasi melampaui payback period maksimum, maka usulan investasi ditolak. Sebaliknya, jika payback period investasi lebih pendek dari payback period maksimum, maka investasi diterima.

Metode ini cukup sederhana. Rumus untuk mencari payback period adalah:

rumus period method

Metode payback period memeiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
1.   Mengabaikan nilai waktu dari uang
2.   Mengabaikan proceeds setelah PBP dicapai
3.   Mengabaikan nilai sisa.

Untuk mengatasi kelemahan metode payback period, maka beberapa perusahaan melakukan modifikasi dengan pendekatan discounted payback (DPP). Metode ini seperti metode payback period biasa, namun dalam perhitungannya menggunakan aliran kas yang didiskontokan dengan discount rate tertentu.

2.     Net Present Value Method (NPV)
Dalam metoda ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran seberapa besar selisih yang dapat dihasilkan antara nilai sekarang present value investasi dengan aliran kas bersih (net cash flow) yang dihasilkan selama umur investasi, baik operasional maupun aliran kas bersih pada akhir umur investasi (terminal cahs flow).

metode IRRPenetapan nilai sekarang dari aliran kas bersih selama umur investasi harus didasarkan pada tingkat bunga tertentu yang dianggap relevan. Umumnya tingkat bunga (yang berfungsi sebagai discount factor) yang digunakan adalah biaya penggunaan dana (cost of capital), yaitu bunga dari modal yang digunakan untuk membelanjai investasi atau dapat pula digunakan tingkat bunga yang berlaku untuk tabungan.

Pemilihan dicount faktor merupakan masalah penting dalam metode NPV. Hakikatnya, pemilihan discount factor merupakan cerminan dari perkiraan para investor mengenai opportunity cost yang sesuai bagi dana yang akan digunakan untuk membelanjai kegiatan investasi.

Metode NPV ini merupakan metode untuk mencai selisish antara nilai sekarang dari aliran kas neto (proceed) dengan nilai sekarang dari suatu investasi (outlays).
rumus NPV

Keterangan:
Io = nilai investasi atau outlays
At = aliran kas neto pada priode t
r  = discount rate
t  = jangka waktu proyek investasi (umur proyek investasi)

Pengambilan keputusan apakah suatu proyek investasi diterima atau ditolak jika menggunakan metode Net Present Value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan nilai nol. Apabila NPV > 0 atau positif, maka rencana investasi layak diterima, sebaliknya apabila NPV < 0 atau negatif, maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak.

3.     Metode Profitability Index (PI)
Metode profitability index atau benefit cost ratio merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode profitability index ini. Formula metode PI adalah:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7NV7-9HKU7sO-AxznjPrPWkL1NOq8udX5XMLmovERtMeqYiCkdRjak3-8xqd4-0B8eApJ2uQdWNCb2YixIGKog-cnnX1-8rLtckvQrnZfD9FGWpbnzNpRvaNjmiKP1-CerAjTtTsndotX/s1600/CodeCogsEqn.gif

Pengambilan keputusan apakan suatu proyek investasi akan diterima (layak) atau ditolak (tidak layak) kita bandingkan dengan angka 1. Apabila PI>1, maka rencana investasi layak diterima, sedangkan apabila PI <1 maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak.

4.     Metode Accounting Rate of Return (ARR)
Metode Accounting Rate Return (ARR) mengukur besarnya tingkat keuntungan dari investasi yang digunakan untuk memperolah keuntungan tersebut. Keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak (earning after tax, EAT). Sedangkan investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang diperoleh dari investasi awal (jika ada) ditambah investasi akhir dibagi dua. Hasil dari ARR ini merupakan angka relatif (persentase).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvYWuB8NB0ERBZPx1q4TxdC4JhhMVa8gHJ_gGv3xXi3cvE0OhsgXbR-shQjQHOTEDF4XtseChOT-w6nnpa5qqZqAUl93_-hjaqUnYKJELAZ70lowP6ivyXdHodHidAw90G9JJxQq0FJ_9x/s1600/CodeCogsEqn.gif

Penggunaan metode ARR ini sangat sederhana sehingga mudah untuk mengambil keputusan. Apabila besarnya ARR lebih besar dari biaya investasi yang digunakan (biaya modal) maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan, dan sebaliknya. Namun metode ini banyak kelemahannya, yaitu sebagai berikut:
1.         Mengabaikan nilai waktu dari uang
2.         Hanya menitikberatkan masalah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi
3.         Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-rata yang menyesatkan
4.         Kurang memperhatikan panjangnya (lamanya) jangka waktu investasi

5.     Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode penilaian investasi untuk mencari tingkat bunga (discaount rate) yang menyematkan nilai sekarang dari aliran kas neto (present value of procceds) dan investasi (initial outlays). 

Pada saat IRR tercapai, maka besarnya NPV sama dengan nol. Oleh karena itu, untuk menghitung IRR diperlukan data NPV dari kutb (daerah) positif dan kutub negatif kemudian dilakukan interpolasi (mencari nilai selisih) sehingga diperoleh NPV sama dengan nol.
Penggunaan metode IRR ini memiliki konsep yang identik atau sama dengan penentuan besarnya bunga yang dihasilkan obligasi hingga jatuh temponya (yield to maturity).

Penilaian investasi menggunakan metode IRR ini lebih sulit dibanding metode NPV karena menggunakan cara coba-coba ketika menentukan besarnya  discount rate investasi. Kesulitan ini dapat diatasi jika dalam perhitungannya menggunakan kalkulator atau komputer. Jika menggunakan IRR, maka investasi akan diterima bila besarnya IRR lebih besar dibanding tingkat bunga yang dipergunakan sebagai biaya modal, dan sebaliknya ditolak apabila IRR lebih kecil daripada biaya modal yang digunakan.


keterangan:
IRR = internal rate of return
rk   = tingkat bunga yang kecil
rb  = tingkat bunga yang besar
NPV rk = net present value pada tingkat bunga yang kecil
PV rk  = present value of proceeds pada tingkat bunga yang kecil
PV rb  = present value of proceeds pada tingkat bunga yang besar





1.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penganggaran Modal

Bab       7 Penganggaran Modal     A.    Penganggaran Modal 1.         Arti dan Tujuan Penganggaran Modal Penganggaran m...