Selasa, 09 Juni 2020

Penganggaran Modal

Bab       7
Penganggaran Modal
  
A.  Penganggaran Modal
1.       Arti dan Tujuan Penganggaran Modal

Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).

Penganggaran modal meliputi seluruh periode investasi yang mencakup pengeluaran-pengeluaran (cost) dan manfaat (benefit) yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian dan membandingkannya dengan alternatif investasi lainnya.

Penganggaran modal dalam prakteknya dimaksudkan untuk mengadakan analisis investasi dari beberapa alternatif investasi yang tersedia, untuk kemudian menetapkan atau memilih investasi yang paling menguntungkan. Ketidaktepatan dalam menetapkan pilihan investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian riil ataupun kerugian karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost) yang sebenarnya dapat diwujudkan. Analisis investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan investasi yang ada, sehingga dapat dipilih investasi yang memberikan manfaat terbesar dari setiap rupiah dana yang diinvestasikan.

Penganggaran timbul berguna untuk menguraikan perencanaan jangka panjang untuk melakukan dan membiayai pengeluaran-pengeluaran proyek atau program-program yang mempengaruhi hasil-hasil keuangan lebih dari satu tahun. Dengan demikian, penganggaran modal yang sesungguhnya adalah upaya memberikan anggaran modal yang tepat terhadap suatu kegiatan jangka panjang dalam perusahaan (lebih dari setahun) berupa investasi yang nantinya akan berpengaruh kepada hasil-hasil yang akan diperoleh perusahaan dalam jangka panjang.

Penganggaran modal memiliki manfaat bila dilakukan., manfaat itu antara lain:
1.  Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
2.        Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
3.        Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
4.        Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.




2.       Pentingnya Penganggaran Modal

Istilah penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian peralatan baru untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.

Penganggaran modal sangat penting bagi setiap organisasi atau perusahaan. Menurut Karli Soedijatno, masalah penganggaran modal hampir mempengaruhihampir semua organisasi. Misalnya, keputusan mengenai lokasi pabrik, ukuran serta peralatannya sangat menentukan karena besarnya segi keuangan yang dipertaruhkan dan tidak jelasnya perkembangannya dimasa yang akan datang, terutama terkait dengan teknologi.

Oleh karena karena banyaknya ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan terkait dengan berbagai rencana proyek/investasi yang akan dilakukan, perusahaan cenderung untuk mengumpulkan dan mengukur faktor-faktor yang dapat diketahui sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan.

Terdapat dua aspek kunci mengapa panganggaran modal menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan:
1.      Keputusan investasi, yaitu suatu keputusan yang memusatkan pada apakah akan membeli aktiva, suatu proyek sebuah perusahaan, suatu jenis produk atau lain sebagainya.
2.      Keputusan pembiayaan, yaitu suatu keputusan yang memusatkan apakah akan menghimpun dana yang diperlukan untuk membiayai investasi melalui suatu bentuk utang, modal sendiri, atau keduanya.

Bila dilihat dari kedua aspek tersebut, perusahaan ingin melakukan investasi contohnya membeli aktiva tertentu. Namun sayangnya banyak ketidakpastian mengenai aktiva tersebut, sehingga dikhawatirkan dana yang digunakan untuk membeli aktiva akan menimbulkan kerugian. Dengan adanya penganggaran modal, informasi yang terkait dengan aktiva yang hendak dibeli dikumpulkan, dan kemudian dilakukan suatu perhitungan dengan model tertentu sehingga investasi yang dilakukan bisa memperoleh keuntungan dimasa depan.

Selain itu, keputusan-keputusan penganggaran modal sangat penting karena beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
1.      Implikasi dari keputusan tersebut akan berlangsung terus hingga suatu periode yang cukup lama atau memiliki konsekuensi jangka panjang.
2.      Menentukan bentuk-bentuk aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
3.      Melibatkan pengeluaran yang besar.
4.      Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
5.      Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan dimasa yang akan datang.
6.      Kesalahan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mengakibatkan kerugian besar dengan dampak antara lain:
·                     Biaya depresi yang berat
·                     Beban bunga modal pinjaman
·          Biaya perunit yang meningkat bilamana kapasitas mesin terlalu besar tetapi tidak dapat     dimanfaatkan secara optimal

Selain manfaat tersebut, dalam membuat keputusan-keputusan penganggaran modal juga memiliki risiko-risiko jika dilakukan. Masalahnya adalah sulit untuk mengukur risiko-risiko tersebut secara tepat. Kelemahan ini menyebabkan perhitungan risiko dalam keputusan penganggaran modal menjadi sulit. Pada dasarnya ada 2 metode untuk memasukkan pertimbangan resiko ke dalam keputusan penganggaran modal yaitu:

1.      Metode Certainly Equivalent (CE)
Konsep certainly equivalent adalah merubah sesuatu yang tidak pasti menjadi sesuatu yang pasti. Pada umumnya metode ini semakin tinggi resiko maka semakin kecil certainly equivalentnya. Metode ini memasukkan unsur resiko pada arus kas proyek dan tidak pada tingkat diskonto.

Metode CE sangat sederhana dan mudah dimengerti, namun kelemahan dari metode ini adalah faktor subyektif dalam menentukan CE sangat tinggi karena setiap orang punya pandangan dan keengganan terhadap risiko yang berbeda. Kelebihan CE adalah kita dapat mempertimbangkan resiko yang tidak sama setiap tahun.

2.      Metode Risk Adjusted Discount Rate (RADR)
Metode Risk Adjusted Discount Rate (RADR) memasukkan unsur resiko ke dalam Discount Rate. Menurut metode ini untuk menghitung NPV suatu proyek, kita tetap menggunakan arus kas yang diharapkan. Arus kas yang diharapkan ini lalu didiskontokan dengan Discount Rate yang sudah disesuaikan dengan resiko proyek.

Metode CE sangat sederhana dan mudah dimengerti, namun RADR lebih sering digunakan karena lebih mudah diperkirakan berdasarkan data yang ada pada pasar daripada menentukan arus kas CE.


3.       Pengelompokan Usulan Investasi

Penganggaran modal dapat dikatakan sebagai suatu konsep investasi. Hal ini karena penganggaran modal dapat melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana dimasa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki dimasa mendatang.

Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relative panjang serta memiliki risiko. Akan tetapi investasi juga dapat memberikan manfaat kepada suatu organisasi. Berdasarkan manfaat yang dapat dihasilkan oleh investasi maka usulan investasi dapat dikelompokkan menjadi :
·         Investasi yang tidak menghasilkan laba (non profit investment)
·         Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non measurable profit investment)
·         Investasi penggantian ekuipmen (replacement investment)
·         Investasi perluasan usaha (expantion investment)
·         Investasi yang menghasilkan produk baru (new product activities investment)

a.     Investasi yang Tidak Menghasilkan Laba
Investasi yang tidak menghasilkan laba timbul karena adanya peraturan pemerintah atau syarat kontrak yang telah disetujui, misalnya pemasangan instalasi pembersih air limbah pabrik. Hal ini harus dikerjakan perusahaan karena merupakan syarat kontrak atau kerja yang harus dipenuhi meskipun tidak aka nada laba dari investasi yang dilakukan tersebut.

b.    Investasi yang Tidak Dapat Diukur Labanya
Sebaimana diketahui tujuan investasi yaitu untuk meningkatkan laba, akan tetapi laba yang diharapkan oleh perusahaan dari investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti. Pedoman yang biasanya dipakai adalah persentase tertentu dari penjualan atau presentase tertentu dari laba bersih investasi yang sama dilakukan oleh perusahaan pesaing. Contoh investasi ini adalah pengeluaran biaya promosi, biaya penelitian dan pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan.

c.      Investasi Penggantian Ekuipmen
Perusahaan dapat mengganti aktiva lama yang telah mengalami penyusutan kualitas karena penggunaan, ataupun aktiva yang dirasakan telah tidak sesuai lagi untuk digunakan karena terdapat aktiva lain yang lebih efisien. Investasi ini memberikan informasi penting yang dapat dipertimbangkan dalam keputusan penggantian mesin/aktiva tersebut, yaitu mengenai informasi akuntansi diferensial yang berupa aktiva diferensial dan biaya diferensial. Penggantian dapat dilakukan, jika biaya diferensial yang berupa penghematan biaya yang dapat diperoleh dari penggantian suatu mesin dan equipment berjumlah pantas bila dibandingkan dengan aktiva diferensial.

d.    Investasi Perluasan Usaha
Investasi perluasan dimaksudkan untuk menambah kemampuan kapasitas produksi atau operasi yang telah ada guna memenuhi permintaan yang cenderung meningkat. Untuk menambah kapasitas, maka akan diperlukan aktiva diferensial yang berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan diferensial.

e.      Investasi yang Menghasilkan Produk Baru
Investasi yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk baru sehingga Resiko usaha dapat dikurangi secara relatif, jika perusahaan yang bersangkutan melakukan diversifikasi dari produk baru yang dihasilkan.

Diversifikasi produk menyebabkan perusahaan akan beroperasi di berbagai segmen pasar. Sehingga jika terjadi ketidakberhasilan pemasaran suatu produk pada segmen pasar tertentu, secara relatif dapat dikompensasikan oleh keberhasilan pemasaran produk lain pada segmen pasar lainnya.

4.       Komponen-komponen Penganggaran Modal

Untuk menilai manfaat keuangan investasi dimasa yang akan datang, perlu disusun proyeksi aliran kas, baik yang keluar (Cash out flow) maupun yang masuk (Cash inflow).
Proyeksi aliran kas pada intinya meliputi :
1.      Jumlah pengeluaran awal (initialinvesment)
2.      Jumlah dana/kas yang mungkin dihasilkan (terminal cash flow) pada akhir umur investasi.
3.      Manfaat keuangan netto yang ditimbulkan oleh operasi investasi (operational net cash flow).
4.      Jangka waktu yang diharapkan selama timbulnya cash flow.
Setiap investasi mempunyai jangka waktu pengoperasiannya, yang meliputi :
a.       Jangka waktu teknis : yaitu jangka waktu yang diperkirakan, bahwa secara teknis suatu investasi sudah tidak dapat dioperasikan lagi.
b.      Jangka waktu ekonomis, yaitu jangka waktu yang diperkirakan, bahwa secara ekonomis suatu investasi masih layak untuk dioperasikan, atau jangka waktu yang diperkirakan investasi masih dapat menghasilkan manfaat ekonomis.
Umumnya jangka waktu ekonomis lebih pendek dibandingkan dengan jangka waktu teknisnya.

5.      Tingkat pemulihan (rate of return) investasi.
Didalam analisia investasi, rate of return merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh para investor yang digunakan untuk menetapkan nilai sekarang (present value) dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi di masa datang.

Setiap investasi mempunyai tingkat keuntungan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini hakekatnya merupakan pencerminan dari resiko yang terkandung didalam investasi yang bersangkutan. Oleh karenanya, tidaklah tepat untuk menyamakan “required rate of return” bagi setiap investasi yang diusulkan.

B.  Metode Pennganggaran Modal

Penganggaran modal adalah proses menganalisis potensi aktiva tetap dan keputusan penganggaran modal adalah keputusan penting yang harus diambil oleh para manajer keuangan. Di dalam analisis hasil investasi, rate ofreturn merupakan tingkat keuntungan yang disyariatkan oleh para investor yang digunakan untuk menetapkan nilai sekarang (present value) dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi masa depan.

1.     Payback Period Method
Dalam metode ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup kembali nilai investasi awal (initial investment), dengan menggunakan aliran kas bersih (net cash flow) yang dihasilkan investasi tersebut.

Jika kriteria Payback Period yang akan digunakan dalam penilaian investasi, maka terlebih dahulu harus ditetapkan jangka waktu maksimum yang diinginkan dari pengembalian modal investasi. Jika Payback Period investasi melampaui payback period maksimum, maka usulan investasi ditolak. Sebaliknya, jika payback period investasi lebih pendek dari payback period maksimum, maka investasi diterima.

Metode ini cukup sederhana. Rumus untuk mencari payback period adalah:

rumus period method

Metode payback period memeiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
1.   Mengabaikan nilai waktu dari uang
2.   Mengabaikan proceeds setelah PBP dicapai
3.   Mengabaikan nilai sisa.

Untuk mengatasi kelemahan metode payback period, maka beberapa perusahaan melakukan modifikasi dengan pendekatan discounted payback (DPP). Metode ini seperti metode payback period biasa, namun dalam perhitungannya menggunakan aliran kas yang didiskontokan dengan discount rate tertentu.

2.     Net Present Value Method (NPV)
Dalam metoda ini, penilaian investasi ditekankan pada pengukuran seberapa besar selisih yang dapat dihasilkan antara nilai sekarang present value investasi dengan aliran kas bersih (net cash flow) yang dihasilkan selama umur investasi, baik operasional maupun aliran kas bersih pada akhir umur investasi (terminal cahs flow).

metode IRRPenetapan nilai sekarang dari aliran kas bersih selama umur investasi harus didasarkan pada tingkat bunga tertentu yang dianggap relevan. Umumnya tingkat bunga (yang berfungsi sebagai discount factor) yang digunakan adalah biaya penggunaan dana (cost of capital), yaitu bunga dari modal yang digunakan untuk membelanjai investasi atau dapat pula digunakan tingkat bunga yang berlaku untuk tabungan.

Pemilihan dicount faktor merupakan masalah penting dalam metode NPV. Hakikatnya, pemilihan discount factor merupakan cerminan dari perkiraan para investor mengenai opportunity cost yang sesuai bagi dana yang akan digunakan untuk membelanjai kegiatan investasi.

Metode NPV ini merupakan metode untuk mencai selisish antara nilai sekarang dari aliran kas neto (proceed) dengan nilai sekarang dari suatu investasi (outlays).
rumus NPV

Keterangan:
Io = nilai investasi atau outlays
At = aliran kas neto pada priode t
r  = discount rate
t  = jangka waktu proyek investasi (umur proyek investasi)

Pengambilan keputusan apakah suatu proyek investasi diterima atau ditolak jika menggunakan metode Net Present Value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan nilai nol. Apabila NPV > 0 atau positif, maka rencana investasi layak diterima, sebaliknya apabila NPV < 0 atau negatif, maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak.

3.     Metode Profitability Index (PI)
Metode profitability index atau benefit cost ratio merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama dengan metode NPV. Artinya, apabila suatu proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode profitability index ini. Formula metode PI adalah:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7NV7-9HKU7sO-AxznjPrPWkL1NOq8udX5XMLmovERtMeqYiCkdRjak3-8xqd4-0B8eApJ2uQdWNCb2YixIGKog-cnnX1-8rLtckvQrnZfD9FGWpbnzNpRvaNjmiKP1-CerAjTtTsndotX/s1600/CodeCogsEqn.gif

Pengambilan keputusan apakan suatu proyek investasi akan diterima (layak) atau ditolak (tidak layak) kita bandingkan dengan angka 1. Apabila PI>1, maka rencana investasi layak diterima, sedangkan apabila PI <1 maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak.

4.     Metode Accounting Rate of Return (ARR)
Metode Accounting Rate Return (ARR) mengukur besarnya tingkat keuntungan dari investasi yang digunakan untuk memperolah keuntungan tersebut. Keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak (earning after tax, EAT). Sedangkan investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang diperoleh dari investasi awal (jika ada) ditambah investasi akhir dibagi dua. Hasil dari ARR ini merupakan angka relatif (persentase).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvYWuB8NB0ERBZPx1q4TxdC4JhhMVa8gHJ_gGv3xXi3cvE0OhsgXbR-shQjQHOTEDF4XtseChOT-w6nnpa5qqZqAUl93_-hjaqUnYKJELAZ70lowP6ivyXdHodHidAw90G9JJxQq0FJ_9x/s1600/CodeCogsEqn.gif

Penggunaan metode ARR ini sangat sederhana sehingga mudah untuk mengambil keputusan. Apabila besarnya ARR lebih besar dari biaya investasi yang digunakan (biaya modal) maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan, dan sebaliknya. Namun metode ini banyak kelemahannya, yaitu sebagai berikut:
1.         Mengabaikan nilai waktu dari uang
2.         Hanya menitikberatkan masalah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi
3.         Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-rata yang menyesatkan
4.         Kurang memperhatikan panjangnya (lamanya) jangka waktu investasi

5.     Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode penilaian investasi untuk mencari tingkat bunga (discaount rate) yang menyematkan nilai sekarang dari aliran kas neto (present value of procceds) dan investasi (initial outlays). 

Pada saat IRR tercapai, maka besarnya NPV sama dengan nol. Oleh karena itu, untuk menghitung IRR diperlukan data NPV dari kutb (daerah) positif dan kutub negatif kemudian dilakukan interpolasi (mencari nilai selisih) sehingga diperoleh NPV sama dengan nol.
Penggunaan metode IRR ini memiliki konsep yang identik atau sama dengan penentuan besarnya bunga yang dihasilkan obligasi hingga jatuh temponya (yield to maturity).

Penilaian investasi menggunakan metode IRR ini lebih sulit dibanding metode NPV karena menggunakan cara coba-coba ketika menentukan besarnya  discount rate investasi. Kesulitan ini dapat diatasi jika dalam perhitungannya menggunakan kalkulator atau komputer. Jika menggunakan IRR, maka investasi akan diterima bila besarnya IRR lebih besar dibanding tingkat bunga yang dipergunakan sebagai biaya modal, dan sebaliknya ditolak apabila IRR lebih kecil daripada biaya modal yang digunakan.


keterangan:
IRR = internal rate of return
rk   = tingkat bunga yang kecil
rb  = tingkat bunga yang besar
NPV rk = net present value pada tingkat bunga yang kecil
PV rk  = present value of proceeds pada tingkat bunga yang kecil
PV rb  = present value of proceeds pada tingkat bunga yang besar





1.       

Ceramah dalam bahasa Inggris


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛

First of all, let’s Praise be to Allah Lord of the World, who has given us mercy and blessing until we can meet together in this happy place and time without hindrance of any.
Pertama-pertama , mari kita memujii Allah Tuhan di dunia, yang telah memberi kita rahmat dan berkah sampai kita dapat bertemu bersama di tempat ini bahagia dan waktu tanpa halangan apapun.
The second, shalawat and greetings to our beloved prophet Muhammad SAW, which has brought us from the darkness to the Lightness by Islam Religion. And i’ll never forget to apreciate my greatest thank to respectable chairman who has given me a litle time to deliver my speech in front of  you all.
Yang kedua, shalawat dan salam untuk nabi tercinta kita Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari kegelapan pada terang dengan Islam Agama. Dan saya tidak akan pernah lupa untuk penghargaan terbesar saya untuk ketua yang terhormat yang telah memberi saya sedikit waktu untuk menyampaikan pidato saya di depan Anda semua.
Ladies and gentlemen, Let me take your time for a moment to give my speech entitled “Moral and Islamic  Intercourse”
Wanita dan pria, Biarkan aku mengambil waktu Anda sejenak untuk memberikan pidato saya berjudul Hubungan Moral dan Islam.
Dear audiences rahiimakumulloh . . What do you think about intercourse? From listen this word i think about relationship, association, teenagers and others.
Yeesss Teenagers !
Penonton Sayang rahiimakumulloh . . Apa pendapat Anda tentang hubungan? Dari mendengarkan kata ini saya berpikir tentang hubungan, asosiasi, remaja dan lain-lain .
Yeesss Remaja!
Teenagers are the most important part of the growth of the country. They are the new generation. However there are many teenagers have been depraved. They run to drugs, commit suicide free sex, drink  alcohol, smoking, and so on. Those are spreading in teenager’s  life. And the most popular problem is free sex. Many teenagers  think  that sex before married is proper. We know that it is very bad for them. There are many bad effect of free sex. Such as, we can suffer from HIV/AIDS and then the pregnancy for the girls. It will damage their future.
Remaja adalah bagian paling penting dari pertumbuhan negara. Mereka adalah generasi baru. Namun ada banyak remaja telah bejat. Mereka lari ke narkoba, seks bebas, bunuh diri, minum alkohol, merokok, dan sebagainya. Mereka menyebar dalam kehidupan para remaja. Dan masalahnya adalah seks bebas yang paling populer. Banyak remaja berpikir bahwa seks sebelum menikah adalah tepat. Kita tahu bahwa sangat buruk bagi mereka. Ada banyak efek buruk dari seks bebas. Seperti, kita bisa menderita HIV/AIDS dan kemudian kehamilan untuk anak-anak perempuan. Ini akan merusak masa depan mereka.
Ladies and Gentlemen,
Nyonya-nyonya dan Tuan-tuan Ibu-ibu dan bapak-bapak,
          One of the solutions to keep and to save our young generation from the bad effect of the globalization era is by giving them religious education as much as possible.
Salah satu solusi untuk menjaga dan menyelamatkan generasi muda kita dari efek buruk dari era globalisasi adalah dengan memberi mereka pendidikan agama sebanyak mungkin.
So, we can not only provide the academic education. If we continue to focus only on academic education, then the intensity of moral education will be reduced and our students are not able to be an intelligent including admirable. And one way to educate them with many lessons of religion is by sending them to Islamic School, where they can learn many things about islamic attitudse, islamic laws and everything about islam as our way of life.
Jadi, kita tidak bisa hanya menyediakan pendidikan akademis. Jika kita terus fokus hanya pada pendidikan akademis, maka intensitas pendidikan moral akan berkurang dan siswa kami tidak dapat menjadi cerdas termasuk mengagumkan. Dan salah satu cara untuk mendidik mereka dengan banyak pelajaran agama adalah dengan mengirim mereka ke Pesantren dimana mereka dapat belajar banyak hal tentang attitudse islamic, hukum Islam dan segala sesuatu tentang islam sebagai cara hidup kita.
Al-Qur’an is a hint of human life. for example, Allah SWT command us to do not commit adultery. Allah SWT said in the holy Qur’an about prohibition of adultery in Islam: And do not approach unlawful sexual intercourse. Indeed, it is ever an immorality and is evil as a way.
Al-Qur’an adalah isyarat kehidupan manusia, Allah memerintahkan kita untuk tidak melakukan perzinahan. Allah berkata dalam qur’an yang suci tentang larangan perzinaan dalam Islam, dan jangan melakukan hubungan seksual yang melanggar hukum. Sesungguhnya itu adalah amoralitas dan kejahatan sebagai jalan
Let us as teenagers, Flee fornication as the prohibition of Allah
Let’s stay away from these deviant behaviors because it is self-inflicted, should we use our teenage years with positive things and also beneficial for themselves, parents and also the nation.
Mari kita sebagai remaja, lari percabulan sebagai larangan Allah.
Mari kita jauhi perilaku-perilaku menyimpang tersebut karena hal tersebut akan merugikan diri sendiri, sebaiknya kita gunakan masa-masa remaja kita dengan hal-hal yang positif dan juga bermanfaat bagi diri sendiri, orangtua dan juga bangsa.

My friends I’m proud of, Although our parents do not teach in full so that you become a good person but wish they had certainly want their children to be good. None of the parents also want their children to behave badly.
Teman-temanku yang saya banggakan, walaupun orang tua kita tidak mengajarkan secara penuh agar kalian menjadi orang baik tetapi keinginan mereka sudah pasti ingin anak-anaknya menjadi orang yang baik-baik. Tidak satu orang tua pun menginginkan anaknya berprilaku buruk.
Therefore you do not need to blame the parents or any other person but yourself alone must be able to keep yourself and can choose which ones are good and which are bad.
Karenanya kalian tidak perlu menyalahkan orang tua atau pun orang lain tetapi diri kalian sendirilah yang harus sudah bisa menjaga diri dan bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
Choose environments and friends hanging selectively. Do not just happy. If the environment that will plunge you better not approach him at all. Many slang positive place that you can choose both at school and outside the school environment.
Pilihlah lingkungan dan teman-teman gaul secara selektif. Jangan asal senang. Jika lingkungan itu akan menjerumuskan kalian lebih baik tidak mendekatinya sama sekali. Banyak tempat gaul yang positif yang bisa kalian pilih baik di sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
That’s all I have to say in this speech, if there is an error please be advised. Okay, ledies and gentlemen rahiimakumullah, changes our life to be better, keep spirit.
Sampai disini yang bisa saya sampaikan dalam pidato ini, kalau ada kesalahan mohon diberitahu. Oke, para hadirin sekalian, mengubah hidup kita menjadi lebih baik, tetap semangat.
Fastabikhul Khairat, Wallahumuwafiq ilaa aqwamithoriq, undzur maqola walaa tandzur man qola.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sabtu, 06 Juni 2020

Meningkatnya Belanja Online akibat Pandemi Covid 19

FENOMENA MENINGKATNYA BELANJA ONLINE SAAT PANDEMI COVID 19
(Perspektif Masyarakat Konsumsi)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi
Dosen Pengampu : Syamsul Bakhri, M. Sos.




Disusun oleh:
Lutfi Ihda Oktaviani                           (3419116)


JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. berkat rahmat dan hidayah-Nya kami  mampu  menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Sosiologi yang berjudul Fenomena Meningkatnya Belanja Online Saat Pandemi Covid 19 (Perspektif Masyarakat Konsumsi). Serta shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Dalam penyusunan makalah ini, kami buat dengan harapan, bahwa makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa IAIN PEKALONGAN, dan dalam perkuliahan khususnya mata kuliah Sosiologi. Adapun makalah ini kami susun dengan sebenar-benarnya serta dengan sumber yang akurat, dan apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan atau kesalahan baik dalam isi, penulisan, maupun segi bahasa. Kami mohon maaf atas ketidak telitian tersebut.
Karena Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Mohon maklum karena kami masih dalam proses pembelajaran, serta kami siap diberi masukkan dan bimbingan. Sekian, pengantar yang dapat kami sampaikan. Semoga kelak makalah ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran mata kuliah ini.





Pekalongan, 02 Juni 2020




DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................................ ii
BAB I (PENDAHULUAN)................................................................................................. iii
A.    Latar Belakang.......................................................................................................... iii
B.    Rumusan Masalah...................................................................................................... iii
C.    Tujuan Penelitian....................................................................................................... iv
BAB II (PEMBAHASAN)................................................................................................... 1
A.    Perilaku Belanja Online.............................................................................................. 1
B.    Latarbelakang terjadinya Belanja Online................................................................... 4
C.    Dampak Pandemi Covid-19 Pada Perilaku Masyarakat Komsumsi Pada Fenomena Meningkatnya Belanja Online......................................................................................................................... 7         
BAB III (PENUTUP).......................................................................................................... 11
Kesimpulan........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 12










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia atau yang sering disebut WHO telah menyatakan wabah Covid-19 sebagai pandemi global. Pandemi adalah suatu keadaan dimana wabah penyakit yang menyebar pada geografis luas secara global. Bukan dilihat dari tingkat keparahan penyakitnya ataupun jumlah korban yang terinfeksi, akan tetapi lebih kepada penyebaran yang meluas keberbagai penjuru dunia dalam geografisnya.
Dampak dari pandemi ini sangatlah berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara global atau menyeluruh. Terutama pada aktifitas sosial masyarakat yang kini harus dialihkan menggunakan teknologi. Manusia kini dibatasi dengan pergaulan dan kebebasan untuk melakukan aktifitas seperti biasanya. Sekolah, tempat wisata atau bahkan kegiatan jual beli di pasarpun juga dibatasi agar menimbulkan kerumunan.
Dari hal-hal tersebut, menyebabkan suatu kebiasaan baru dari masyakat terhadap pola hidup sosialnya. Masyarakat kini menggunakan segala aktifitas untuk bersosialisasi menggunakan media sosial. Bahkan kegiatan sosial seperti jual beli online pun meningkat akibat dari adanya pandemi Covid-19. Ini menunjukkan bahwa teori masyarakat konsumsi pemikiran dari Jean Baudrillard masih berlaku meskipun terjadi sebuah pandemi global.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa itu perilaku belanja online?
2.      Apa yang melatarbelakangi perilaku belanja online?
3.      Bagaimana dampak pandemi Covid-19 pada perilaku masyarakat konsumsi pada fenomena meningkatnya belanja online?



B.     Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui tentang perilaku belanja online.
2.      Untuk mengetahui tentang latarbelakang terjadinya perilaku belanja online.
3.      Untuk mengetahui dampak pandemi Covid-19 pada perilaku masyarakat komsumsi pada fenomena meningkatnya belanja online.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perilaku Belanja Online
E-Commerce atau yang biasa dikenal dengan belanja online  adalah sebuah proses transaksi yang dilakukan melalui media atau perantara yaitu berupa situs-situs jual beli online ataupun jejaring sosial yang menyediakan barang atau jasa yang diperjualbelikan. Karena kemudahan yang diberikan, kini belanja online telah menjadi sebuah kebiasaan bagi beberapa orang. Bahkan sebagaian besar masyarakat beranggapan bahwa belanja online adalah salah satu sarana untuk mencari barang-barang yang diperlukan seperti kebutuhan sehari-hari, hobi, dan sebagainya.
Belanja online juga dapat diartikan sebagai keinginan konsumen untuk membelanjakan uangnya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan di toko online. Prosesnya dilakukan dengan cara memesan barang yang diinginkan melalui vendor atau produsen serta reseller dengan menggunakan internet. Selanjutnya melakukan pembayaran dengan cara mentransfer via bank, e-bank, ataupun COD (Cash on Delivery).
Pembelian secara online dinilai menjadi salah satu alternatif untuk pembelian barang atau jasa. Dan perilaku belanja online pada prosesnya menggunakan sarana internet. Selain itu, perilaku belanjan online mempunyai perkembangan yang baik dari segi pelayanan, efektifitas, keamanan, dan juga popularitas, karena belanja online sekarang bukan lagi menjadi hal yang asing bagi banyak orang.[1]
Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan dari belanja online, membuat konsumen menjadi lebih hemat tenaga saat melakukan kegiatan pembelanjaannya. Hanya dengan melihat pada website, konsumen bisa secara langsung melakukan transaksi pembelian barang ataupun jasa.
Perilaku pembelian online saat ini menurut Forsythe et al., (2006) terdiri atas tiga hal, yaitu:
1.         Visiting (search) yaitu suatu kegiatan yang paling pertama dilakukan oleh calon pembeli dengan mengakses situs e-commerce. Kegiatan ini dilakukan setelah calon pembeli mengidentifikasi kebutuhan yang ingin dibeli. Akan tetapi, ada pula yang hanya sekedar ingin meluangkan waktunya untuk melihat-lihay produk, jasa atau promo yang ditawarkan oleh pihak e-commerce.
2.         Purchasing (pembelian) yaitu kegiatan yang dilakukan setelah seseorang melakukan visiting dan menemukan produk atau jasa yang cocok baginya, ia kemudian akan melakukan pembelian. Ada dua hal yang melatarbelakangi pembelian seseorang di situs e-commerce. Pertama, seseorang melakukan pembelian karena memang membutuhkan barang atau jasa tersebut. Kedua, seseorang melakukan pembelian karena tertarik dengan promo yang ditawarkan penyedia layanan e-commerce.
3.         Multi-channel shopping yaitu sebuah  fitur yang disediakan oleh situs e-commerce dalam menyediaan berbagai macam jalur atau cara pembelian bagi konsumennya. Dan ahal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan nilai belanja konsumen. Konsumen yang akan membeli bisa memilih pembelian produk dengan cara yang disenanginya. Sebagai contoh yaitu pada e-commerce Salestock. Konsumen Salestock bisa melakukan pembelian tidak hanya melalui website, tapi bisa juga melalui aplikasi di Smartphone, Whatsapp, Line, Chat Facebook dan Instagram.[2]
Dengan adanya lingkungan online, prinsip dasar perilaku online pembeli pun berubah, hal tersebut dikemukakan oleh Veronika (2013). Berikut ini spesifik perilaku pembeli online:

1.         Lingkungan internet
Para pengguna internet dapat menemukan informasi yang objektif dan subjektif tentang produk dan perusahaan dengan lebih mudah. Perusahaan online tidak hanya menghitung satu sama lain, tetapi juga dengan calon pelanggan online (referensi positif dan positif, komunitas internet, jejaring sosial dan media sosial dll.). Media sosial menyediakan komunikasi interaktif antar penggunanya. Dengan media sosial, kegiatan pemasaran harus dirumuskan kembali.
2.         Bentuk kegiatan pemasaran modern
Bentuk pemasaran tradisional tidak berada di lingkungan internet yang efektif. Dengan berkembangnya e-commerce, aktivitas pemasaran baru harus diciptakan pemasaran di jejaring sosial dan media, pemasaran viral, pemasaran kata-kata online dan buzz online, komunikasi interaktif online. Pembelanja potensial online hanya tertarik pada aktivitas pemasaran yang dapat menawarkan nilai tambah bagi mereka (permainan dan kompetisi online, identifikasi masyarakat dengan produk dan perusahaan, online sharing dll.).
3.         Komunitas internet
Pengguna internet mendiskusikan tentang gaya hidup mereka tentang produk dan produk, menemukan informasi detail tentang produk mereka. Opini komunitas internet (di media sosial, forum diskusi dll) mempengaruhi proses keputusan pembelian online akhir. Perusahaan internet dalam pemasarannya harus bergabung dengan komunitas internet dan mengelola komunikasi online.
4.         Subjek belanja online
Pembeli online membeli paling banyak-dengan elektronik dan teknik, buku, tiket atau pakaian dan kosmetik.[3] Pembelian makanan secara online saat ini adalah kelangkaan (selama ini diharapkan peningkatan pembelian barang secara online). Harapannya adalah bahwa pembelian bersama akan memindahkan lingkungan online. Produk standar seperti buku, CD dan tiket lebih cenderung dibeli secara online. Karena ketidakpastian kualitas pada produk semacam itu sangat rendah, dan tidak diperlukan bantuan fisik (Grewal, Iyer, & Levy, 2004).
5.          Struktur demografis pembeli online
Saat ini, pembeli online paling sering berusia antara 18 dan 40 tahun dan berasal dari kelas berpenghasilan menengah. Ada perbedaan dalam perilaku online antara "generasi Facebook" dan generasi yang menjalani sebagian besar hidup mereka tanpa komunikasi online. Generasi online yang lebih tua (hingga 50) meningkat-perusahaan harus fokus pada mereka.
6.         Pendekatan motif belanja online
Motif utama belanja online adalah biaya yang lebih rendah, kenyamanan berbelanja (tanpa henti dan di mana-mana), menghemat waktu dan membeli barang-barang non-tradisional dan eksklusif. Motif lain bisa menjadi tren peningkatan belanja online secara umum atau mengubah gaya hidup konsumen. Pertanyaannya adalah apakah motif ini bergantung pada status sosial dan peran, usia, pendidikan atau pendapatan pembeli online. Generasi yang lebih tua menemukan dan mencoba produk di pasar tradisional, setelah itu mereka melakukan belanja online. Generasi muda membuat semua proses pengambilan keputusan pembelian secara online.

B.     Latarbelakang terjadinya Perilaku Belanja Online
Menurut Aldrich (2011) belanja online pertama kali ditemukan oleh pengusaha Inggris yang bernama Micheal Aldrich tahun 1979.[4] Lalu Palmer (2007), Tim Berners Lee adalah orang yang menciptakan server dan browser World Wide Web (yang biasa kita kenal dengan www) pertama pada tahun 1990, kemudian dibuka untuk kegunaan komersial pada tahun 1991.
Menurut Grant dan Meadows (2008), belanja online merupakan bagian dari e-commerce yang merujuk pada aktivitas bisnis dengan memanfaatkan teknologi komunikasi seperti internet sebagai mediumnya. E-Commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan barang atau jasa (trade of goods and services) dengan menggunakan media elektronik. Didalam E-Commerce itu sendiri terdapat perdagangan via internet seperti dalam bussiness to consumer (B2C) dan bussines to bussines (B2B) dan perdagangan dengan pertukaran data terstruktur secara elektronik (Ustadiyanto, 2002).
Pandangan tentang e-commerce atau yang sering dikenal dengan online shopping atau belanja online adalah pengunaan komputer dan internet dengan Web Browser untuk membeli dan menjual produk (McLeod & Schell, 2007). Belanja online telah menjadi bagian dari manusia modern. Web adalah rekan utama dalam industri dan menciptakan saluran baru bagi para pelanggan. Belanja online bergantung pada sumber daya internet dan banyak teknologi informasinya yang mendukung setiap langkah dari proses jual beli (Bendoly, Blocher, Bretthauer, Krishnan, & Venkataramanan, 2005).
Menurut Laudon & Laudon (1998), e-commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi bisnis. E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen, manufaktur, service providers, dan pedagang perantara dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer yaitu internet.[5]

Menurut Bajaj & Nag (2000), e-commerce membantu melakukan perdagangan tradisional melalui cara-cara baru mentransfer dan memproses informasi, karena informasi merupakan inti dari semua kegiatan komersial. E-commerce mengacu pada pertukaran informasi bisnis menggunakan pertukaran data elektronik, surat elektronik, electronic bulletin board, transfer dana elektronik, dan teknologi berbasis jaringan lainnya. Informasi secara elektronik ditransfer dari komputer ke komputer dengan cara otomatis.
Kalakota & Whinston (1997) meninjau pengertian e-commerce dari empat perspektif, yaitu:
ü Perspektif komunikasi, e-commerce ialah sebuah proses pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau peralatan elektronik lainnya.
ü Perspektif proses bisnis, e-commerce merupakan sebuah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
ü Perspektif layanan, e-commerce ialah suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, manajemen, dan konsumen untuk mengurangi biaya layanan ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
ü Perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual produk ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya.
Ada banyak alasan mengapa orang berbelanja online, cebagai contoh, konsumen bisa membeli barang kapan saja tanpa pergi ke toko; mereka dapat produk yang sama dengan harga yang lebih rendah dengan membandingkan berbagai situs web pada saat bersamaan; mereka kadang ingin menghindari tekanan saat berinteraksi tatap muka dengan tenaga penjualan; mereka dapat menghindari kemacetan lalu lintas di toko, dll.[6] Faktor-faktor ini dapat diringkas menjadi empat kategori, kenyamanan, informasi, produk dan layanan yang tersedia, efisiensi biaya dan waktu (Katawetawaraks & Wang, 2011).
Menurut Kotler & Armstrong (2003) mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi belanja online, yaitu:
a)        Adanya kenyamanan yang didapatkan oleh konsumen. Sehingga konsumen tidak perlu berpanas-panasan dengan lalu lintas, tidak perlu mencari parkir dan berjalan ke toko.
b)        Adanya kelengkapan informasi yang bisa didapatkan oleh konsumen. Sehingga memudahkan berinteraksi dengan situs penjual untuk mencari informasi, produk atau jasa yang benar-benar konsumen inginkan, kemudian memesan atau men-download informasi di tempat.
c)        Tidak adanya waktu tidur toko online yang membuat konsumen dapat memeriksa harga dan memesan barang dagangan selama 24 jam sehari dari mana saja.
d)       Adanya kepercayaan konsumen yang merupakan efek dari pembelian terhadap evaluasi pemilihan berikutnya, kejadian-kejadian dan tindakan konsumen yang mengawali perilaku membeli sebenarnya, keamanan pengiriman barang, kerahasiaan data-data pribadi termasuk penggunaan kartu kredit.[7]

C.    Dampak Pandemi Covid-19 Pada Perilaku Masyarakat Komsumsi Pada Fenomena Meningkatnya Belanja Online
Setelah adanya wabah Covid-19, Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan yang dinamakan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar.[8] Yang dalam hal ini pemerintah himbau diterapkannya banyak kegiatan yang dilakukan dirumah. Seperti halnya bekerja dari rumah dan belajar dari rumah sebagai bentuk antisipasi penyebaran Covid-19.
Pengaruh yang dapat ditimbulkan pada semua bidang kehidupan, akibat dari wabah Covid-19. Virusnya yang begitu cepat merebak menyebabkan kebiasaan masyarakat banyak berubah, mulai dari bidang kesehatan, teknologi, bahkan ekonomi telah menyebabkan kebiasaan baru dalam masyarakat yang dikenal dengan istilah “The New Normal atau kebiasan yang baru. Sebutan ini bisanya digunakan dalam ekonomi dan bisnis yang mengacu pada kondisi keuangan setelah krisis keuangan  pada tahun 2007-2008 dan setelah resesi global pada tahun 2008-2012. Namun semenjak itu digunakan dalam berbagai konteks lain untuk menunjukkan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak normal dianggap menjadi normal (biasa).
Selama pandemi ini, membuat hampir semua sektor kehidupan melambat, sehingga manusia melakukan perubahan dan beradaptasi dengan cepat, dan melakukan berbagai kegiatan yang biasa mereka lakukan dengan cara digital, seperti belajar, bekerja, berbelanja, latihan fisik di rumah secara daring. Dalam bidang ekonomi, masyarakat juga mengalami perubahan. Yang awalnya konsumen senang berbelanja secara fisik, namun dengan adanya ketetapan pemerintah, kini konsumen berubah menjadi berbelanja secara online.
Dengan adanya internet atau daring, semua kegiatan masih bisa dilakukan meskipun tidak ditempat yang seharusnya, misalnya kantor, pasar, sekolah, dan lain sebagainya. Belanja online yang ditawarkan oleh para toko online memberikan banyak kemudahan dan menawarkan kenyamanan kepada para pembeli, membuat belanja online menjadi salah satu alternatif untuk mempermudah kegiatan di masa pandemi ini.[9] Pembeli hanya perlu melakukan transaksi dengan memanfaatkan internet atau secara online, tanpa harus bertemu dengan penjual.
Belanja online saat ini mengalami peningkatan dengan adanya peningkatan pula pada penggunaan internet sebagai alat transaksi yang digunakan mereka. Sebagai akibat dari perubahan pola perilaku konsumen, dari pembelian secara fisik menjadi online menyebabkan penjualan di bidang online semakin meningkat. Hal ini disebut juga dengan The adaptive shoper yang mana setiap masyarakat bereaksi sesuai dengan cara yang berbeda terhadap keadaan baru selama krisis pandemi ini.
Ada peningkatan yang signifikan terhadap transaksi untuk kebutuhan hidup sehari-hari yang dilakukan oleh pembeli. Perilaku konsumen tersebut tentunya menjadi peluang yang sangat besar untuk penjualan adaptif. Dimana pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan konsumen mereka dengan menyesuaikan strategi dengan memanfaatkan dinamika dan situasi konsumen.
Perlu diketahui bahwa hal utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan atau pedagang adalah konsumen. Apalagi selama kondisi pandemi Covid-19 ini masyarakat dihadapkan pada pilihan yang tidak banyak untuk melakukan pembelian secara fisik guna menghindari penyebaran virus ini. Konsumen menghindari kontak fisik sehingga dalam melakukan transaksi mereka lebih banyak menggunakan transaksi secara digital. Pembelian pun diarahkan pada kebutuhan sehari-hari akibat dari adanya resesi ekonomi, dimana mulai banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).[10]
Meskipun banyak perusahaan yang melemah, akan tetapi ada beberapa pelaku usaha yang justru masih mampu bertahan dan dapat memanfaatkan momen ini dengan baik.[11] Hal itu terjadi karena permintaan konsumen yang semakin tinggi. Contohnya adalah pelaku usaha yang memproduksi masker dan handsanitizer, yang mana sekarang ini menjadi suatu kebutuhan para konsumen. Sehingga banyak konsumen yang berbondong-bondong memborong kedua produk tersebut untuk melindungi dirinya dari bahaya virus.
Hingga terkadang para produsen memanfaatkan kenaikan permintaan konsumen tersebut dengan menaikkan harga dari produk tersebut menjadi berkali-kali lipat dari harga sebelumnya. Dan tidak sedikit produsen yang memanfaatkan social media untuk strategi mempromosikan produknya dan ada pula yang memanfaatkan toko-toko kesehatan untuk dijadikan distributornya.[12]


















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Krisis ekonomi yang terjadi akibat dari munculnya sebuah wabah penyakit dalam hal ini Covid-19 tidak bisa dihindari. Pada akhirnya Pemerintah sebagai pihak yang mempunyai wewenang membuat kebijakan, mengutamakan keselamatan dan kesehatan setiap warganegaranya meskipun harus berdampak pada perekonomian. Hal ini menyebabkan para produsen menjadi kehilangan pasarnya, karena harus mematuhi kebijakan Pemerintah demi terputusnya mata penyebaran Covid-19. Para produsen pun, mengubah pemasaran produknya melalui online sehingga masih tetap bisa dijangkau oleh para konsumennya, meskipun tidak harus melakukan kontak fisik.
Selain itu banyak kegiatan yang berubah dari rutinitas masyarakat karena kebijakan Pemerintah ini, seperti halnya berbelanja yang akhirnya masyarakat juga mengalami banyak perubahan dalam pola perilaku belanjanya. Dari yang berbelanja secara fisik menjadi belanja online yang menyebabkan meningkatkan penjualan dibidang online.













DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Dedy Ansari. Perilaku Belanja Online Di Indonesia: Studi Kasus. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrmsi/article/view/6005.
Fatoni, Siti Nur dkk. Dampak Covid-19 Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Penggunaan E-Wallet Di Indonesia. http://digilib.uinsgd.ac.id/30953/.
Aminul, Muhammad. Perilaku Produksi Di Tengah Krisis Global Akibat Pandemi Covid-19 Dan Memanfaatkan Media Online Facebook Sebagai Alternatif Pasar. http://eprints.umsida.ac.id/6834/.



[1] Dedy Ansari Harahap, Perilaku Belanja Online Di Indonesia: Studi Kasus, diakses dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrmsi/article/view/6005 pada 3 Juni 2020 pukul 12.35.

[2]Dedy Ansari Harahap, Perilaku Belanja Online Di Indonesia: Studi Kasus, diakses dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrmsi/article/view/6005 pada 3 Juni 2020 pukul 12.35.
[3]Dedy Ansari Harahap, Perilaku Belanja Online Di Indonesia: Studi Kasus, diakses dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrmsi/article/view/6005 pada 3 Juni 2020 pukul 12.35.

[4]Dedy Ansari Harahap, Perilaku Belanja Online Di Indonesia: Studi Kasus, diakses dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrmsi/article/view/6005 pada 3 Juni 2020 pukul 12.35.
[5]Dedy Ansari Harahap, Perilaku Belanja Online Di Indonesia: Studi Kasus, diakses dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrmsi/article/view/6005 pada 3 Juni 2020 pukul 12.35.
[6]Dedy Ansari Harahap, Perilaku Belanja Online Di Indonesia: Studi Kasus, diakses dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrmsi/article/view/6005 pada 3 Juni 2020 pukul 12.35.
[7]Dedy Ansari Harahap, Perilaku Belanja Online Di Indonesia: Studi Kasus, diakses dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrmsi/article/view/6005 pada 3 Juni 2020 pukul 12.35.
[8]Siti Nur Fatoni dkk, Dampak Covid-19 Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Penggunaan E-Wallet Di Indonesia, diakses dari http://digilib.uinsgd.ac.id/30953/ pada 5 Juni 2020 pukul 19.50.
[9]Siti Nur Fatoni dkk, Dampak Covid-19 Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Penggunaan E-Wallet Di Indonesia, diakses dari http://digilib.uinsgd.ac.id/30953/ pada 5 Juni 2020 pukul 19.50.
[10]Siti Nur Fatoni dkk, Dampak Covid-19 Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Penggunaan E-Wallet Di Indonesia, diakses dari http://digilib.uinsgd.ac.id/30953/ pada 5 Juni 2020 pukul 19.50.
[11]Muhammad Aminul, Perilaku Produksi Di Tengah Krisis Global Akibat Pandemi Covid-19 Dan Memanfaatkan Media Online Facebook Sebagai Alternatif Pasar, diakses dari http://eprints.umsida.ac.id/6834/ pada 5 Juni 2020 pukul 19.28.
[12]Muhammad Aminul, Perilaku Produksi Di Tengah Krisis Global Akibat Pandemi Covid-19 Dan Memanfaatkan Media Online Facebook Sebagai Alternatif Pasar, diakses dari http://eprints.umsida.ac.id/6834/ pada 5 Juni 2020 pukul 19.28.

Penganggaran Modal

Bab       7 Penganggaran Modal     A.    Penganggaran Modal 1.         Arti dan Tujuan Penganggaran Modal Penganggaran m...